Jumat, 22 Juli 2011

Condactivity

CONDUCTIVITY

AIR CONDUCTIVITY.
Konduktivitas (conductivity) menyatakan sifat daya hantar listrik suatu zat. Besarnya disebut konduktansi (conductance) yaitu kebalikan dari tahanan. Harga konduktansi ditentukan oleh banyaknya muatan yang dapat bergerak didalam zat. Didalam suatu larutan (cairan) ,  muatan tersebut terdapat pada ion-ion.  Dengan demikian konduktivitas larutan tergantung pada apakah terdapat electrolit ( yaitu asam,basa atau garam) yang terdisosiasi dan menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak sebagai pembawa muatan.  Dengan mengetahui harga konduktansi suatu larutan, jenis zat yang terkandung dapat dianalisis.

Seperti disebutkan diatas, konduktansi adalah kebalikan dari tahanan.  Jadi sebenarnya, analisis zat juga dapat dilakukan dengan tahanannya.  Menurut hukum ohm, hubungan antara tegangan (V) dan arus (I) pada suatu bahan diberikan oleh  : R  = V  /  I
R adalah tahanan bahan tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa untuk mengetahui tahanan, dapat kita berikan tegangan V dan kemudian arus  I yang dapat diukur. Tetapi tahanan R berbanding terbalik dengan I.  Hal ini dipandang kurang praktis, sehingga yang biasa ditentukan ialah konduktansi yang sebanding dengan arus.  Tahanan yang mempunyai suatu bahan (misalnya kawat logam) diiberikan oleh: R  =   1  /  A
Dimana :   1    = menunjukan panjang bahan l  satuannya ohm
     A   = luas penampang satuannya cm2
= tahanan jenis dalam ohm. cm..


Dipihak lain, konstruksi satuan larutan dinyatakan oleh : G =  k . A  / l
Dimana : k menunjukkan konduktansi jenis yang tergantung pada jenis zat yang terlarut, konsentrasi dan temperaturnya. 

Satuan k adalah kebalikan dari satuan  ,  yaitu ohm -1 cm-1  atau dituliskan juga mho/cm ( kata mho berasal dari ohm yang dibaca dari belakang).  Karena harganya seringkali kecil, biasa digunakan juga satuan  mho / cm . Tabel 8.3.1 memperlihatkan harga konduktansi jenis KCL ( yang biasa langsung digunakan sebagai standard pengukuran konduktansi) pada beberapa konsentrasi dan temperatur.Harga konduktansi dapat diperoleh dari Tabel 8.3.1  jika larutan mempunyai penampang sebesar satuan luas (artinya A  = 1 cm2) dan panjangnya ialah satu satuan panjang (yaitu 1  = 1 cm).Untuk harga A dan 1 yang lain, konduktansi harus dihitung menurut rumus hubungan G dengan A dan 1 yang diberikan di atas.  Untuk memudahkan pengukuran didalam praktek,  larutan dimasukkan ke dalam suatu tempat (sel) yang mempunyai perbandingan A dan 1 tertentu, seperti yang kita tinjau pada :R  =   1  /  A

                            Konduktansi jenis larutan KCL
Konsentrasi (ekivalen)
Mho/cm
0 0C
18 0C
250C
1
0,1
0,01
65430
7154
775
98200
11192
1223
1117730
12886
1411

Yang dimaksudkan dengan satu ekivalen dalam Tabel 8.3.1 ialah banyaknya zat yang menghasilkan satu mole ion positif ( di sini K+) dan satu mole ion negatif (disini C1  ) dalam larutan.

PENGUKURAN KONDUKTANSI
Pada prinsipnya, pengukuran konduktansi mirip dengan pengukuran tahanan. Sebagai misal, konduktansi dapat diukur dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone, seperti yang diperlihatkan pada gambar 8.3.1.  Larutan yang akan diukur dimasukkan kedalam tempat yang disebut sel konduktivitas ( conductivity cell).  Jembatan Wheatstone akan seimbang jikan terdapathubungan  :
                        x . R2   = R1 . R3     atau    x  . = R1 . R3/R2
dengan R3 adalah tahanan pada cabang BD (lihat Gambar 8.3.1) dan x  tahanan larutan dalam sel konduktivitas. Tetapi seperti yang dibicarakan R  =   1  /  A, lebih disukai untuk langsung mengukur konduktansi larutan, dan bukan tahanan .  Hal ini dapat dicapai dengan memberikan tahanan pada suatu sel konduktivitas dan kemudian mengukur arus listrik yang melaluinya. Gambar-8.3.2  memperlihatkan prinsip pengukuran seperti ini.

Terdapat dua elektroda yang berada dalam larutan untuk memberikan tegangan dan memungkinkan arus mengalir. Meskipun sama-sama menggunakan sepasang elektroda, dan sama-sama berkaitan dengan ion-ion dalam larutan, pengukuran konduktansi berbeda dengan pengukuran pH
Pada pengukuran pH, yang ingin diketahui ialah derajat keasaman atau ke basaan yang tergantung pada jumlah ion H+ dalam larutan.  Jumlah ion ini (yang mungkin sangat sedikit) tidak boleh terganggu, sehingga sedapat mungkin tidak boleh ada arus yang mengalir dan elektroda harus mempunyai tahanan yang sangat besar.  Dipihak lain pengukuran konduktivitas harus memungkinkan mengalirnya arus didalam larutan dan elektroda tidak boleh mempunyai tahanan yang besar. Supaya elektroda tidak bereaksi dengan larutan yang diukur, biasanya digunakan elektroda yang terbuat dari bahan platina.  Sedang untuk menghindari gejala elektrolisa, sebagai sumber tegangan seperti pada Gambar 8.3.2 diigunakan sumber tegangan bolak balik (AC).
Cell konduktivitas mempunyai perbandingan antara luas  A dan panjang  L yang tertentu, yang disebut konstanta sel ( cell constantant) dan mempunyai satuan cm -1Konstanta sel  = 1 / A
Dengan demikian konstruksi sama dengan :  G  = K  / konstanta sel. dan dari konduktansi G yang diukur oleh instrumen dapat langsung ditentukan harga k  yang menyatakan sifat larutan yang ingin diketahui.  Kita tidak usah setiap kali menghitung panjang   dan luas penampang sel.

LEEDS &  NORTHRUP CONDUCTIVITY AND RESISTANCE MONITOR.
Instrumen ini memantau (memonitor) konduktivitas cairan secara terus menerus dan di maksudkan untuk cairan yang keluar (effluent) dari proses destilasi atau ion- exchanger, tetapi dapat digunakan untuk misalnya boiler feed water. Instumen ini terdiri atas bagian detektor yaitu sel konduktivitas, dan bagian monitor yang menyediakan tegangan keluaran untuk recorder dan juga alarm serta rangkaian on-off untuk keperluan kontrol. Bagian monitornya adalah dari tipe 7075-1 ( untuk satu titik pengukuran) atau 7075-2 (untuk tiga titik pengukuran) yang dipergunakan bersama  sel konduktivitas tipe 4905.  Tergantung pada harga konduktansi yang ingin diukur, tersedia sel konduktivitas dari berbagai harga konstata sel.
daerah harga yang dapat diukur oleh
                                 Leeds & Nothrup Conductivity and Resistivity monitor.
                              
                                    LINEAR RANGES                              Cell Constant


                                        0  -  1                      mhos / cm                 0.01
                                        0  -  10                    mhos / cm                 0.1
                                        0  -  100                  mhos / cm                 1
                                        0  -  1000                mhos / cm                 10
                                        0  -  2                      mhos / cm                 0.01
                                        0  -  20                    mhos / cm                 0.1
                                        0  -  200                  mhos / cm                 1
                                        0  -  2000                mhos / cm                 10
                                        0  -  5000                mhos / cm                 5
                                        0  -  50000              mhos / cm                 50
                                     NON-LINEAR RANGES  
                                        0  -  10                     mhos / cm                0.01
                                        0  -  100                  mhos / cm                 0.1
                                        0  -  1000                mhos / cm                 1
                                        0  -  10000              mhos / cm                 10
                                        0  -  50                     mhos / cm                0.1
                                        0  -  500                   mhos / cm                1
                                        0  -  5000                 mhos / cm                10
                                  RESISTANCE
                                        .1  -  18                   megohms                      0.01
                                        .01 -  1.8                  megohms                     0.1
                                        1  -  180  x  1000     ohms                            1
                                        0  -  1-18 x 1000     ohms                             10

Meter pada panel monitor memberikan pembacaan konduktansi jenis ( specific conductance) dalam satuan mho/cm (tertulis micromhos/cm).  Meter ini mempunyai dua skala, yaitu daerah yang linear (linear range) dan daerah tidak linier.  Tabel 8.3.2 menunjukkan daerah harga yang dapat diukur denagn instrumen ini. Konstanta sel dalam tabel tersebut mempunyai satuan cm-1 .
Harga konstanta sel yang tinggi digunakan untuk larutan yang mempunyai konduktansi yang tinggi (tahanan yang rendah). Sebaliknya konstanta sel yang rendah diperuntukkan bagi larutan yang rendah konduktansinya.  Jangan menggunakan konstanta sel antara  0.01 dan 0.1 jika konduktansi yang akan diukur lebih tinggi dari 1000 mhos, karena hal itu dapat merusak sel maupun monitornya.

Karena konduktansi dipengaruhi oleh temperatur (lihat contohnya pada tabel 8.3.1) , untuk mempertinggi ketelitian pengukuran terdapat tahanan yang peka terhadap temperatur di dekat sel.  Tahanan yang dipergunakan untuk kompensasi temperatur.  Gambar 8.3.3 memperlihatkan penyambungan tahanan untuk kompensasi temperatur tersebut. Sementara itu gambar 8.3.4 menunjukkan contoh lokasi pemasangan sel yang dianjurkan .  Sel terkonstruksi dalam bentuk sambungan yang dianjurkan. sel terkonduksi dalam bentuk sambungan pipa-t dan dipasang dengan bagian bawah pipa-T  menghadap cairan yang datang.
Pada pengoperasian instrumen ini, tersedia saklar OFF-MEASURE-CHECK pada panel bagian monitor. Posisi MEASURE dipakai pada saat pengukuran dan posisi CHECK dapat dipilih

Tahanan untuk kompensasi temperatur :
a. sel dengan kompensasi temperatur yang terpadu (internal).
b. sel dengan kompensasi temperatur berganda (duel) yang teerpadu.

lokasi pemasangan sel untuk pengukuran konduktansi.
sebenarnya untuk memeriksa apakah instrumen bekerja baik.  Pada keadaan CHECK, rangkaian dihubungkan dengan tahanan  tertentu didalam bagian monitor.  Sementara itu terdapat pula lampu LOW dan HIGH yang memberikan petunjuk apakah pembacaan meter lebih rendah atau lebih tinggi dari pada set point alarm.
Jika disederhanakan, keseluruhan rangkaian pengukur konduktansi ini terlihat disederhanakan dari rangkaian pengukuran konduktansi.
Sebuah sumber tegangan bolak balik memberikan tegangan pada sel konduktivitas yang terpasang seri dengan tahan kompensasi temperatur.  Arus yang mengalir sebanding dengan besarnya konduktansi sebanding sehingga tegangan pada kompensator temperatur sebanding dengan konduktansi tersebut.  Oleh transformator,  tegangan ini disampaikan pada bagian rangkaian di sebelah kanan.
Bagian dikanan tersebut berfungsi untuk memberikan kepada meter (dan recorder) arus  yang sebanding dengan kontruksi larutan. Hal ini dicapai dengan sebuah rangkaian penguat dengan umpan balik dan sebuah rangkaian penyearah (rectifer).
Tegangan input antara + dan - penguat (disebut juga error voltage) adalah sangat kecil, kurang dari 0,3 % Ec. Karena itu tegangan umpan balik (feed back) Erb akan sama dengan tegangan sekunder transpormator Ec, pada hal Ec sebanding dengan konduktansi larut dan Erb sebanding dengan arus yang melalui R7 yang juga melalui meter.  Dengan demikian arus yang melalui meter akan sebanding dengan konduktansi larut.
Rangkaian yang menggunakan beberapa dioda disekitar meter berfungsi untuk menyearah arus bolak balik menjadi arus searah. Bagian meter dan output ini terisolasi dari rangkaian input berkat adanya transpormator, dan juga terisolasi dari ground.
              
BECKMAN SOLUMETER.

Beckman solumeter merupakan instrumen pengukur konduktansi. Pada prinsipnya, cara kerjanya sama dengan conductivity monitor .
Diagram blok solu meter
Namun terdapat beberapa perbedaan yang dapat disimpulkan  menunjukkan prinsip rangkaian yang ada dalam bagian monitor (mempunyai kode RA-6) dari beckman solu meter.
Dua bentuk tegangan dihasilkan oleh signal ganerator. Yaitu tegangan segitiga dan tegangan persegi (squere wave). Tegangan segitiga setelah melalui clipper (pemotong) menjadi tegangan trapesium yang diberikan kepada sel konduktivitas. Sedang tegangan persegi digunakan untuk membangkitkan deretan pulsa yang diperlukan bagi pengolahan signal selanjudnya.
Sell konduktivitas dan tahanan komparator temperatur tidak lansung dihubungkan seri, tetapi merupakan bagian dari rangkaian yang berlainan. Seperti pada conductivity monitor pada Leed & Northrup Conductivity And Resistance Monitor disini terdapat pula kemungkinan pembacaan skala yang tak lineir. Hal  ini diatur oleh rangkaian penguat non-linear.
Tersedia dua kemungkinan keluaran pada instrumen ini yaitu arus (current output) dan tegangan (mV output).  Disamping itu terdapat pula relay, yang diperuntukkan bagi kontrol on-off pada harga konduktansi yang dikehendaki.
Untuk memberikan daya bagi keseluruhan rangkaian, terdapat sumber tegangan searah yang diatur tetap besarannya (dc regulated supply).

BECKMAN CONDENSATE –REBOILER ANALYZER.
Instrumen Beckman tipe CH16-RB ini sebenarnya dimaksudkan untuk melakukan analisis terhadap zat di dalam air condensate-reboiler, tetapi cara kerjanya berdasarkan pada periksaan konduktivitas, sehingga termasuk yang dibicarakan dalam Bab ini. Yang ingin diketahui dengan instrumen ini antara lain ialah kandungan zat padat yang terlarut atau karbon dioksida dalam contoh air murni, misalkan steam condensate.
 Prinsip kerjanya adalah mengukur konduktansi contoh air tersebut .  Air yang betul-betul murni mempunyai konduktansi yang berbeda dengan air yang dilarut zat lain. Dengan menghitung perbedaan konduktansi yang terdapat, konsentrasi zat yang terlarut dapat disimpulkan.

Instrumen ini dilengkapi dengan tiga sel konduktivitas. Hasil pengukuran konduktansi pada
1. Cell pertama digabungkan  dengan hasil pengukuan pH dan temperatur dari air yang masuk (influent). Dengan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan tabel acuan, kandungan CO2 dan NH3 dalam air dapat diketahui.
2. Cell kedua digunakan untuk pengukuran yang serupa, dan hasilnya dibandingkan dengan hasil dari sel pertama untuk mengetahui apakah resin dalam sel sudah aus.
3.  Pembacaan dari Cell ketiga dimaksud untuk mengetahui kandungan khlorida atau jumlah anion (ion negatif) didalam contoh. Caranya adalah dengan bantuan tabel

Konduktansi air murni pada titik didik air pada tekanan atmosfir untuk beberapa ketinggian dari muka laut                                          
ketinggian
     (meter)                
   Tekanan     atmosfir (mm Hg)
 Titik didih         air       (0C)
    Temp         electroda         (0C)                     
Konduktansi Air
(S)
0
760
100
98.7
0.77
153
754
99.8
98.5
0.77
305
741
99.3
98
0.76
915
689
97.3
96
0.73
1,525
639
95.3
94
0.69
2,135
593
93.2
91.9
0.65
3,050
529
90.2
88.9
0.6
4,575
434
85
83.7
0.53
6,100
353
80
78.7
0.46

Dalam tabel 8.3.3 yang diambil dari menual instrumen telah dugunakan satuan (S) untuk konduktansi, yaitu micro-siemens/cm yang sama dengan micro-ohm/cm.  Perhatikan juga bahwa temperatur electroda melalui 1.3 0C  dibawah titik didih air. Sebenarnya ini merupakan harga tipikal yang (banyak dicapai, tetapi tidak selalu), karena kehilangan panas antara air dan electroda dipengaruhi pula oleh antara lain temperatur udara sekeliling yang dapat berubah-ubah.
Contoh pemakaian tabel 8.3.3 dan 8.3.4 ialah sebagai berikut. Misalnya pada sel konduktivitas ketiga, yang diukur ialah temperatur 96. 0C  dan conduktansi 0.795 (S) .  Menurut tabel 8.3.3, temperatur air sama dengan 96.3 0C  dan konduktansi seharusnya 0.725 (S). Berarti 0.07 (S) yang disebabkan oleh adanya ion khorida. Berdasarkan Tabel 8.3.4. kenaikan sebesar ini disebabkan oleh 7 PPB ion kkhlorida,. Jadi konsentrasi ion kkhlorida dalam air ialah 7 PPB
Sebagai contoh yang kedua, seandainya terdapat hasil pengukuran temperatur 98.5 0C  dan konduktansi 0.96 (S) pada sel konduktivitas ketiga. Berdasarkan Tabel 8.3.3 konduktansi seharusnya ialah 0.77 (S), maka menurut tabel 9.3.4 dalam air terdapat 17 PPB ion khlorida.
PBB ialah singkatan dari part per bellion  yang konsentrasi dinyatakan dalam  bagian per satu milyar (satu milyard ialah seribu juta).  
Kenaikan Konduktansi              (S)
Kosentrasi Ion       Klorida            (PPB)
Kenaikan        Konduktansi          (S)
Kosentrasi Ion Klorida       (PPB)
0
0
0.12
12
0.01
1
0.13
13
0.02
2
0.14
14
0.03
3
0.15
15
0.04
4
0.16
16
0.05
5
0.17
17
0.06
6
0.18
18
0.07
7
0.19
19
0.08
8
0.2
20
0.09
9
0.21
21
0.1
10
0.22
22
0.11
11
0.23
 23        
    
MODEL 1181C Resemount Analictical 
KALIBRASI DENGAN GRAB SAMPLE ANALISIS. 
Star-up. Berikut prosedur start-up dilakukan setalahtransmitter di instalasi  seperti dinginkan dalam gambar 8.3.7 .  barangkali  praktis untuk memasang sensor setalah kalibrasi selesai dilakukan (lihat paragraph 2.2 ).  untuk lokasi control switch.
Instalasi & block diagram Conductivity
1.      hubungkan ammeter yang mampu untuk indikasi 4-20 mA antara  TB1-2 (+)  dan TB1-3 (-),  jikalau analog indicator  0-100% terpasang, bukalah  dari TB1. 
2.       Set RANGE MULTIPLIER SWITCH dan RANGE FACTOR SWTCH  sesuaikan  dengan constant sensor  dan ikuti row untuk full scale conductivity yang diinginkan Coloumn atas adalah RANGE FACTOR SWITCH DAN RANGE MULTILIER SWITCH  setting.  Set switch 1181C Transmitter switch lihat gambar 8.3.8
Contoh : Dengan sensor probe constant 1.0 dan full scale conductivity yang diinginkan 2000 uS / cm, Range Faktor Switch setting = x 2 dan Range Multiplier = x 1,000.

Switch setting/ probe constant dengan full scale conductivity

Probe Contant
Range multiplier Switch
x100
x1,000
X10,000
x.5
X1
x2
x.5
x1
x2
x.5
x1
x2
MICROMOHM (FULL SCALE)
0.01
0.1
0.2
0.5
1.0
2.0
5.0
10.0
20.0
0.5
5
10
25
50
100
250
500
1000
1
10
20
50
100
200
500
1000
2000
2
20
40
100
200
400
1000
2000
4000
5
50
100
250
500
1000
2500
5000
10000
10
100
200
500
1000
2000
5000
10000
20000
20
200
400
1000
2000
4000
10000
20000
40000
500
500
1000
2500
5000
10000
25000
50000
100000
100
1000
2000
5000
10000
20000
50000
100000
200000
200
2000
4000
10000
20000
40000
100000
200000
400000

3.      Dengan Conductivity sensor in the air atau dicelup dalam udara (tidak menggunakan solution), dan menggunakan power ke transmitter , atur external ZERO (R23)  sehingga ouput Indikasi 4 mA (0% indikasi analog) . Kalau sensor telah dipasang dan ada dalam Solution, lepaskan prove drive lead (white) TB2-4 atur external ZERO sehingga output indikasi  4 mA dan Pasang kembali probe drive lead (white) ke TB2-4. 
4.      Kalau temperatur proses tidak diharapkan akan berobah melebihi  5 0C sampai 10 0C , atur temperatur slope adjustment (R124) pada 2%/0C (rata-rata), Lihat step 9, kalau proses berobah lebih dari 10 0C. ikuti TWO POINT CALIBRATION prosedur.

Lokasi control dan switch diagram
5.      Berikan Measuring  input ke transmitter  sebagai berikut :
a. Dengan sensor di pasang saat prosess dalam kondisi service, catat indikasi ammeter.
b.Mendapat grab sample (sample yang tersedia) dan biar dingin sama dengan temperatur setempat (ambient temperatur).
c. Ukur conductivity grab sample dengan  menyesuaikan dengan temperatur kompensasi conductivity analyzer.
6.  Atur external SPAN (R29) untuk mid-position (20-turn potentiometer)
7.      Atur Internal COURSE SPAN ADJUSMENT (R125) sehingga mA output transmitter sesuai dengan nilai pengukuran grab sample.
Bila : Conductivity S adalah conductivity dari grab sample, dan conductivity FS adalah  full scale sensitivity dari transmitter.

Catatan : Mengawali start-up, atau kalau sensor baru dipasang, ikuti step 6,7 dan 8 untuk menyesuaikan  kalibrasi. Diperlukan kalibrasi lebih lanjud dengan sensor yang sama dengan menggunakan hanya external SPAN (R29).

8.  Adjust external SPAN (R29-Menstandarisasi) untuk fine tuning dari current output. Kalau ditunjukan perobahan conductivity  diantara saat awal pengukuran conductivity dicatat  dan  grab sample Conductivity diambil,  yang sebenarnya dapat  ditentukan sebagai berikut :
a.       Kalikan indikasi sekarang ini dengan ratio indikasi awal conductivity dengan Indikasi conductivity laboratorium .
b.      Ini di gambarkan dengan Formula berikut :
Dimana : CT = Adjust SPAN untuk nilai  (Conductivity yang benar)
                                          CL = Conductivity yang ditentukan oleh analisis laboratory
                                          C1 = Pembacaan conductivity dari grab sample bila diperoleh
                                          C2 = Pembacaan conductivity saat mengatur SPAN

Kalibrasi menggunakan conductivity standard atau proses grab sample.
1.      Lakukan step 1, 2 , 3 dan 4 sebai diterangkan pada paragraph 2.1 diatas.
2.      Tempatkan sensor dalam wadah / botol pengisi conductivity standard atau proses sample.
Catatan : untuk menjaga  gelembung udara terperangkap pada ujung sensor  diusakan penempatan sample presisi terhadap container.
3.      Lakukan step 6 dan 7 paragraph 2.2.
4.      Atur external SPAN (R29-menstandarisasikan) untuk fine tuning daro curren output.

TWO POINT CALIBRATION,
Kalau temperatur proses diharapkan  berobah tidak melebihi 10 0C, adjust SLOPE ADJUSMENT sebagai berikut :
Catatan : Sebelum melakuan adjusment berikut, lihat step 6, 7 dan 8 adjusment secara keseluruhan diatas.

1.      Tempatkan  sensor in breaker dari grab sample
Catatan : untuk menjaga  gelembung udara terperangkap pada ujung sensor  diusakan penempatan sample presisi terhadap container.
2.      Menaikan Grab temperatur dari 50 0C  ke  75 0C.
3.      Mengizinkan temperatur untuk stabil, catat transmitter output.
4.     Grab sample breaker sejuk untuk temperatur ruangan dengan menggunakan temperatur  kamar mandi.
5.     Mengizinkan temperatur untuk stabil, atur SLOPE ADJUST (R124) sehingga mA output akan sama demikian  dengan tinggi temperatur  (lihat step 3 diatas).

Catatan : Khusus nilai slope adalah sebagai berikut:
                       Acid                : 1.0 -1.6 % / 0C
                       Bases               : 1.8 – 2.2% / 0C
                       Salts                : 2.2-3.0% / 0C
                       Neutral water  : 2% / 0C

6.      Lakukan step 5 sampai 8 paragraph 2.2 diatas sampai kalibrasi lengkap.

ELECTRONIC BENCH CHECK.
1.      Tata transmitter 1181C seperti yang ditampilkan gambar 9.3.9
Catatan : Setiap Resistance box dengan transmitter harus digrounkan ke TB2-2 seperti yang ditampilkan  pada gambar 9.3.9.

2.  Pilih dan atur RANGE MULTIPLIER dan RANGE FACTOR switch setting dengan melakukan step 2 paragraph 2.2 diatas.
3.      Atur SLOPE ADJUST (R124) ke 2% (lihat gambar 9.3.9. Atur Temperatur dan Conductivity decade resistance box  sesuai dengan daftar persamaan dibawah :

Model 1181C


Temp.          Module Rtemp.   Rcond

5-85 0C                  10K                
50-150 0C              817                 
100-200 0C                         1K                 

                        Catatan : Full Scale conductivity adalah dalam microsiemen

4.      Atur COURCE SPAN ADJUST (R125) untuk transmitter output 20.00 mA, dengan input 500 (dari  contoh Rcond full scale).
5.   Kalikan Rcond. Dengan dua dan atur CONDUCTIVITY DEKADE RESISTANCE BOX kenilai ini. Transmitter 1181C output akan 12.00 mV 0.16 mA ( 0.32 @10,000 RANGE MULTIPLIER), dengan input 1000 (dari  contoh Rcond 50% full scale).
Contoh : Menggunakan sensor probe constant 1.0, Transmitter model 1181C dengan temperatur 5-85 0C dan diingikan Full Scale (FS) conductivity Range 2000 , lantas

RANGE FACTOR SWITCH SETTING        = X 2

RANGE MULTIPLIER SWITCH SETTING     = X 1000 (FS = 1000 x 2 = 2000  )
Rtemp. Resistance input                                  = 10
Rcond (Full Scale) resitance input                  =   = 500
Rcond X2 (50%  Full Scale) resistance input  = 500 x 2 = 1000
     Electronic bench

            LCD , Testing Equipment dan Kalibrasi LCD.
LCD  (Liquid Cristal Display),  pembacaannya telah di set di pabrik untuk  000.0 pada 4 mA untuk 100.0 % pada 20 mA dan Testing equipment menggunakan :
A.    DC power supply HP 5217A atau persamaan) P1.
B.     Digital Current meter (Fluxe 8050A atau persamannya) M1
C.     2.5 K, 0.25E +5% resistor (RL)
D.    Instalasi keperluan kalibrasi LCD lihat gambar 9.3.10.

Kalibrasi LCD. (contoh : Range 0 – 1000 umho) lihat tabel 9.3.6.
1.      Atur tegangan P1 sehingga M1  terbaca 4 mA Lalu atur Zero port (R8) pada LCD module sampai  LCD display 000. 
2.      atur P1 sehingga  M1 terbaca 20 mA . Atur Span port (R4) dari LCD modulesampai display LCD terbaca 1000 .
3.      Ulangi step 1 dan 2  sehingga kalibrasi sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai kan “Decimal Point Setting” coloum  tabel 9.3.6
4. Atur P1 sehingga M1 terbaca 12  mA, LCD akan display 500 ± 0.02.

Requerements / Corresponding Parameter
Requeriment
Corresponding Parameter
Application
Range at )
Reading at
 (4 mA)
Reading at
 (12 mA)
Reading at
(20 mA)
Total Span (Counts)
Desimal Poin setting
Cond
0-1
+ 0.000
+0.500 ± 0.02
+ 1.000
1000
Turn on No 1 of S1
Cond
0-100
+ 00.0
+50.0 ± 0.02
+100.0
1000
Turn on No 3 of S1
Cond
0-1,000
+ 000
+500 ± 0.02
+1000
1000
All Off pad  S1
Cond
0-10,000
+ 0.00
+5.00 ± 0.02
+10.00
1000
Turn on No 2 of S1

Kalibrasi transmitter 1181C
1. Power supply “ON”  atur 24 ± 5V dan amati fungsi display Turn on No.3 dari S1.
2. Atur temperatur slope port 0% dan Temp temp resistance box 10 K. Menggunakan standar temperatur range module (50C -85 0C)  1181C.
3. Menggunakan tabel 9.3.7 atur Range Multiplier dan Range Factor switch 1181C sesuai dengan Conductivity Range yang diinginkan. Atur Conductivity Resistance decade box sesuai dengan tabel  9.3.7 untuk 10% FS adjust Zero port, LCD display 3.37 0.96V pada M1 dengan 10.0 ±digit on display.
4. Sekarang menggunakan nilai 100 Fsuntuk conductivity decade resistance resistor , atur Span port pada 1181C  dan LCD display untuk 12.0 ±0.96 pada M1 dengan 100.0 ± digit pada display.
5. Atur conductivity resistor untuk 50% FS dan amati display M1 terbaca  7.2 ±096V dan LCD display terbaca 50.0 ±digit.
6. Kalau standar temperatur range  (5 0C -85 0C) , kalau standar temperatur dirubah menjadi 500C -1500C atau 1000C -2000C  pergunakan kalkulasi paragraph 2.4 point 3.

Equivalent Resistance
RANGE
umho fs
RANGE MULTIPLIER SWITCH  S1
RANGE MULTIPLIER SWITCH S2
100% FS ohms
50% FS ohms
10 % FS ohms
50
+ 100
X .5
20 k
40 k
200 k
100
+ 100
X 1
10 k
20 k
100 k
200
+ 100
X 2
5 k
10 k
50 k
500
+ 1,000
X .5
2 k
4 k
20 k
1000
+ 1,000
X 1
1 k
2 k
10 k
2000
+ 1,000
X 2
500 ohm
1 k
5 k
5000
+ 10,000
X .5
200 ohm
400 ohm
2 k
10000
+ 10,000
X 1
100 ohm
200 ohm
1 k
20000
+ 10,000
X 2
50 ohm
100 ohm
500 ohm