CONDUCTIVITY
AIR CONDUCTIVITY.
Konduktivitas (conductivity) menyatakan sifat daya hantar listrik suatu zat. Besarnya disebut konduktansi (conductance) yaitu kebalikan dari tahanan. Harga konduktansi ditentukan oleh banyaknya muatan yang dapat bergerak didalam zat. Didalam suatu larutan (cairan) , muatan tersebut terdapat pada ion-ion. Dengan demikian konduktivitas larutan tergantung pada apakah terdapat electrolit ( yaitu asam,basa atau garam) yang terdisosiasi dan menghasilkan ion-ion yang dapat bergerak sebagai pembawa muatan. Dengan mengetahui harga konduktansi suatu larutan, jenis zat yang terkandung dapat dianalisis.
Seperti disebutkan diatas, konduktansi
adalah kebalikan dari tahanan. Jadi sebenarnya, analisis zat juga dapat dilakukan dengan tahanannya. Menurut hukum ohm, hubungan antara tegangan (V) dan arus (I) pada suatu bahan diberikan oleh :
R = V / I
R adalah tahanan bahan tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa untuk mengetahui tahanan, dapat kita berikan tegangan V dan kemudian arus I yang dapat diukur. Tetapi tahanan R berbanding terbalik dengan I. Hal ini dipandang kurang praktis, sehingga yang biasa ditentukan ialah konduktansi yang sebanding dengan arus. Tahanan yang mempunyai suatu bahan (misalnya kawat logam) diiberikan oleh:
R = 1 / A
Dimana : 1 = menunjukan panjang bahan l satuannya ohm
A = luas penampang satuannya cm2
= tahanan jenis dalam ohm. cm..
Dipihak lain, konstruksi satuan larutan dinyatakan oleh :
G = k . A / l
Dimana : k menunjukkan konduktansi jenis yang tergantung pada jenis zat yang terlarut, konsentrasi dan temperaturnya.
Satuan k adalah kebalikan dari satuan
, yaitu ohm
-1 cm
-1 atau dituliskan juga mho/cm ( kata mho berasal dari ohm yang dibaca dari belakang). Karena harganya seringkali kecil, biasa digunakan juga satuan
mho / cm . Tabel 8.3.1 memperlihatkan harga konduktansi jenis KCL ( yang biasa langsung digunakan sebagai standard pengukuran konduktansi) pada beberapa konsentrasi dan temperatur.Harga konduktansi dapat diperoleh dari Tabel 8.3.1 jika larutan mempunyai penampang sebesar satuan luas (artinya A = 1 cm
2) dan panjangnya ialah satu satuan panjang (yaitu 1 = 1 cm).Untuk harga A dan 1 yang lain, konduktansi harus dihitung menurut rumus hubungan G dengan A dan 1 yang diberikan di atas. Untuk memudahkan pengukuran didalam praktek, larutan dimasukkan ke dalam suatu tempat (sel) yang mempunyai perbandingan A dan 1 tertentu, seperti yang kita tinjau pada :
R = 1 / A
Konduktansi jenis larutan KCL
Konsentrasi (ekivalen)
|
Mho/cm
|
0 0C
|
18 0C
|
250C
|
1
0,1
0,01
|
65430
7154
775
|
98200
11192
1223
|
1117730
12886
1411
|
Yang dimaksudkan dengan satu ekivalen dalam Tabel 8.3.1 ialah banyaknya zat yang menghasilkan satu mole ion positif ( di sini K+) dan satu mole ion negatif (disini C1 ) dalam larutan.
PENGUKURAN KONDUKTANSI
Pada prinsipnya, pengukuran konduktansi mirip dengan pengukuran tahanan. Sebagai misal, konduktansi dapat diukur dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone, seperti yang diperlihatkan pada gambar 8.3.1. Larutan yang akan diukur dimasukkan kedalam tempat yang disebut sel konduktivitas ( conductivity cell). Jembatan Wheatstone akan seimbang jikan terdapathubungan :
x . R2 = R1 . R3 atau
x . = R1 . R3/R2
dengan R3 adalah tahanan pada cabang BD (lihat Gambar 8.3.1) dan x tahanan larutan dalam sel konduktivitas. Tetapi seperti yang dibicarakan
R = 1 / A, lebih disukai untuk langsung mengukur konduktansi larutan, dan bukan tahanan . Hal ini dapat dicapai dengan memberikan tahanan pada suatu sel konduktivitas dan kemudian mengukur arus listrik yang melaluinya. Gambar-8.3.2 memperlihatkan prinsip pengukuran seperti ini.
Terdapat dua elektroda yang berada dalam larutan untuk memberikan tegangan dan memungkinkan arus mengalir. Meskipun sama-sama menggunakan sepasang elektroda, dan sama-sama berkaitan dengan ion-ion dalam larutan, pengukuran konduktansi berbeda dengan pengukuran pH
Pada pengukuran pH, yang ingin diketahui ialah derajat keasaman atau ke basaan yang tergantung pada jumlah ion H+ dalam larutan. Jumlah ion ini (yang mungkin sangat sedikit) tidak boleh terganggu, sehingga sedapat mungkin tidak boleh ada arus yang mengalir dan elektroda harus mempunyai tahanan yang sangat besar. Dipihak lain pengukuran konduktivitas harus memungkinkan mengalirnya arus didalam larutan dan elektroda tidak boleh mempunyai tahanan yang besar. Supaya elektroda tidak bereaksi dengan larutan yang diukur, biasanya digunakan elektroda yang terbuat dari bahan platina. Sedang untuk menghindari gejala elektrolisa, sebagai sumber tegangan seperti pada Gambar 8.3.2 diigunakan sumber tegangan bolak balik (AC).
Cell konduktivitas mempunyai perbandingan antara luas A dan panjang L yang tertentu, yang disebut konstanta sel ( cell constantant) dan mempunyai satuan cm
-1 ,
Konstanta sel = 1 / A
Dengan demikian konstruksi sama dengan :
G = K / konstanta sel. dan dari konduktansi G yang diukur oleh instrumen dapat langsung ditentukan harga k yang menyatakan sifat larutan yang ingin diketahui. Kita tidak usah setiap kali menghitung panjang dan luas penampang sel.
LEEDS & NORTHRUP CONDUCTIVITY AND RESISTANCE MONITOR.
Instrumen ini memantau (memonitor) konduktivitas cairan secara terus menerus dan di maksudkan untuk cairan yang keluar (effluent) dari proses destilasi atau ion- exchanger, tetapi dapat digunakan untuk misalnya boiler feed water. Instumen ini terdiri atas bagian detektor yaitu sel konduktivitas, dan bagian monitor yang menyediakan tegangan keluaran untuk recorder dan juga alarm serta rangkaian on-off untuk keperluan kontrol. Bagian monitornya adalah dari tipe 7075-1 ( untuk satu titik pengukuran) atau 7075-2 (untuk tiga titik pengukuran) yang dipergunakan bersama sel konduktivitas tipe 4905. Tergantung pada harga konduktansi yang ingin diukur, tersedia sel konduktivitas dari berbagai harga konstata sel.
daerah harga yang dapat diukur oleh
Leeds & Nothrup Conductivity and Resistivity monitor.
LINEAR RANGES Cell Constant
0 - 1
mhos / cm 0.01
0 - 10
mhos / cm 0.1
0 - 100
mhos / cm 1
0 - 1000
mhos / cm 10
0 - 2
mhos / cm 0.01
0 - 20
mhos / cm 0.1
0 - 200
mhos / cm 1
0 - 2000
mhos / cm 10
0 - 5000
mhos / cm 5
0 - 50000
mhos / cm 50
NON-LINEAR RANGES
0 - 10
mhos / cm 0.01
0 - 100
mhos / cm 0.1
0 - 1000
mhos / cm 1
0 - 10000
mhos / cm 10
0 - 50
mhos / cm 0.1
0 - 500
mhos / cm 1
0 - 5000
mhos / cm 10
RESISTANCE
.1 - 18 megohms 0.01
.01 - 1.8 megohms 0.1
1 - 180 x 1000 ohms 1
0 - 1-18 x 1000 ohms 10
Meter pada panel monitor memberikan pembacaan konduktansi jenis ( specific conductance) dalam satuan
mho/cm (tertulis micromhos/cm). Meter ini mempunyai dua skala, yaitu daerah yang linear (linear range) dan daerah tidak linier. Tabel 8.3.2 menunjukkan daerah harga yang dapat diukur denagn instrumen ini. Konstanta sel dalam tabel tersebut mempunyai satuan cm
-1 .
Harga konstanta sel yang tinggi digunakan untuk larutan yang mempunyai konduktansi yang tinggi (tahanan yang rendah). Sebaliknya konstanta sel yang rendah diperuntukkan bagi larutan yang rendah konduktansinya. Jangan menggunakan konstanta sel antara 0.01 dan 0.1 jika konduktansi yang akan diukur lebih tinggi dari 1000
mhos, karena hal itu dapat merusak sel maupun monitornya.
Karena konduktansi dipengaruhi oleh temperatur (lihat contohnya pada tabel 8.3.1) , untuk mempertinggi ketelitian pengukuran terdapat tahanan yang peka terhadap temperatur di dekat sel. Tahanan yang dipergunakan untuk kompensasi temperatur. Gambar 8.3.3 memperlihatkan penyambungan tahanan untuk kompensasi temperatur tersebut. Sementara itu gambar 8.3.4 menunjukkan contoh lokasi pemasangan sel yang dianjurkan . Sel terkonstruksi dalam bentuk sambungan yang dianjurkan. sel terkonduksi dalam bentuk sambungan pipa-t dan dipasang dengan bagian bawah pipa-T menghadap cairan yang datang.
Pada pengoperasian instrumen ini, tersedia saklar OFF-MEASURE-CHECK pada panel bagian monitor. Posisi MEASURE dipakai pada saat pengukuran dan posisi CHECK dapat dipilih
Tahanan untuk kompensasi temperatur :
a. sel dengan kompensasi temperatur yang terpadu (internal).
b. sel dengan kompensasi temperatur berganda (duel) yang teerpadu.
lokasi pemasangan sel untuk pengukuran konduktansi.
sebenarnya untuk memeriksa apakah instrumen bekerja baik. Pada keadaan CHECK, rangkaian dihubungkan dengan tahanan tertentu didalam bagian monitor. Sementara itu terdapat pula lampu LOW dan HIGH yang memberikan petunjuk apakah pembacaan meter lebih rendah atau lebih tinggi dari pada set point alarm.
Jika disederhanakan, keseluruhan rangkaian pengukur konduktansi ini terlihat disederhanakan dari rangkaian pengukuran konduktansi.
Sebuah sumber tegangan bolak balik memberikan tegangan pada sel konduktivitas yang terpasang seri dengan tahan kompensasi temperatur. Arus yang mengalir sebanding dengan besarnya konduktansi sebanding sehingga tegangan pada kompensator temperatur sebanding dengan konduktansi tersebut. Oleh transformator, tegangan ini disampaikan pada bagian rangkaian di sebelah kanan.
Bagian dikanan tersebut berfungsi untuk memberikan kepada meter (dan recorder) arus yang sebanding dengan kontruksi larutan. Hal ini dicapai dengan sebuah rangkaian penguat dengan umpan balik dan sebuah rangkaian penyearah (rectifer).
Tegangan input antara + dan - penguat (disebut juga error voltage) adalah sangat kecil, kurang dari 0,3 % Ec. Karena itu tegangan umpan balik (feed back) Erb akan sama dengan tegangan sekunder transpormator Ec, pada hal Ec sebanding dengan konduktansi larut dan Erb sebanding dengan arus yang melalui R7 yang juga melalui meter. Dengan demikian arus yang melalui meter akan sebanding dengan konduktansi larut.
Rangkaian yang menggunakan beberapa dioda disekitar meter berfungsi untuk menyearah arus bolak balik menjadi arus searah. Bagian meter dan output ini terisolasi dari rangkaian input berkat adanya transpormator, dan juga terisolasi dari ground.
BECKMAN SOLUMETER.
Beckman solumeter merupakan instrumen pengukur konduktansi. Pada prinsipnya, cara kerjanya sama dengan conductivity monitor .
Diagram blok solu meter
Namun terdapat beberapa perbedaan yang dapat disimpulkan menunjukkan prinsip rangkaian yang ada dalam bagian monitor (mempunyai kode RA-6) dari beckman solu meter.
Dua bentuk tegangan dihasilkan oleh signal ganerator. Yaitu tegangan segitiga dan tegangan persegi (squere wave). Tegangan segitiga setelah melalui clipper (pemotong) menjadi tegangan trapesium yang diberikan kepada sel konduktivitas. Sedang tegangan persegi digunakan untuk membangkitkan deretan pulsa yang diperlukan bagi pengolahan signal selanjudnya.
Sell konduktivitas dan tahanan komparator temperatur tidak lansung dihubungkan seri, tetapi merupakan bagian dari rangkaian yang berlainan. Seperti pada conductivity monitor pada Leed & Northrup Conductivity And Resistance Monitor disini terdapat pula kemungkinan pembacaan skala yang tak lineir. Hal ini diatur oleh rangkaian penguat non-linear.
Tersedia dua kemungkinan keluaran pada instrumen ini yaitu arus (current output) dan tegangan (mV output). Disamping itu terdapat pula relay, yang diperuntukkan bagi kontrol on-off pada harga konduktansi yang dikehendaki.
Untuk memberikan daya bagi keseluruhan rangkaian, terdapat sumber tegangan searah yang diatur tetap besarannya (dc regulated supply).
BECKMAN CONDENSATE –REBOILER ANALYZER.
Instrumen Beckman tipe CH16-RB ini sebenarnya dimaksudkan untuk melakukan analisis terhadap zat di dalam air condensate-reboiler, tetapi cara kerjanya berdasarkan pada periksaan konduktivitas, sehingga termasuk yang dibicarakan dalam Bab ini. Yang ingin diketahui dengan instrumen ini antara lain ialah kandungan zat padat yang terlarut atau karbon dioksida dalam contoh air murni, misalkan steam condensate.
Prinsip kerjanya adalah mengukur konduktansi contoh air tersebut . Air yang betul-betul murni mempunyai konduktansi yang berbeda dengan air yang dilarut zat lain. Dengan menghitung perbedaan konduktansi yang terdapat, konsentrasi zat yang terlarut dapat disimpulkan.
Instrumen ini dilengkapi dengan tiga sel konduktivitas. Hasil pengukuran konduktansi pada
1. Cell pertama digabungkan dengan hasil pengukuan pH dan temperatur dari air yang masuk (influent). Dengan membandingkan hasil pengukuran tersebut dengan tabel acuan, kandungan CO2 dan NH3 dalam air dapat diketahui.
2. Cell kedua digunakan untuk pengukuran yang serupa, dan hasilnya dibandingkan dengan hasil dari sel pertama untuk mengetahui apakah resin dalam sel sudah aus.
3. Pembacaan dari Cell ketiga dimaksud untuk mengetahui kandungan khlorida atau jumlah anion (ion negatif) didalam contoh. Caranya adalah dengan bantuan tabel
Konduktansi air murni pada titik didik air pada tekanan atmosfir untuk beberapa ketinggian dari muka laut
ketinggian
(meter)
|
Tekanan atmosfir (mm Hg)
|
Titik didih air (0C)
|
Temp electroda (0C)
|
Konduktansi Air
(S)
|
0
|
760
|
100
|
98.7
|
0.77
|
153
|
754
|
99.8
|
98.5
|
0.77
|
305
|
741
|
99.3
|
98
|
0.76
|
915
|
689
|
97.3
|
96
|
0.73
|
1,525
|
639
|
95.3
|
94
|
0.69
|
2,135
|
593
|
93.2
|
91.9
|
0.65
|
3,050
|
529
|
90.2
|
88.9
|
0.6
|
4,575
|
434
|
85
|
83.7
|
0.53
|
6,100
|
353
|
80
|
78.7
|
0.46
|
Dalam tabel 8.3.3 yang diambil dari menual instrumen telah dugunakan satuan (S) untuk konduktansi, yaitu micro-siemens/cm yang sama dengan micro-ohm/cm. Perhatikan juga bahwa temperatur electroda melalui 1.3 0C dibawah titik didih air. Sebenarnya ini merupakan harga tipikal yang (banyak dicapai, tetapi tidak selalu), karena kehilangan panas antara air dan electroda dipengaruhi pula oleh antara lain temperatur udara sekeliling yang dapat berubah-ubah.
Contoh pemakaian tabel 8.3.3 dan 8.3.4 ialah sebagai berikut. Misalnya pada sel konduktivitas ketiga, yang diukur ialah temperatur 96. 0C dan conduktansi 0.795 (S) . Menurut tabel 8.3.3, temperatur air sama dengan 96.3 0C dan konduktansi seharusnya 0.725 (S). Berarti 0.07 (S) yang disebabkan oleh adanya ion khorida. Berdasarkan Tabel 8.3.4. kenaikan sebesar ini disebabkan oleh 7 PPB ion kkhlorida,. Jadi konsentrasi ion kkhlorida dalam air ialah 7 PPB
Sebagai contoh yang kedua, seandainya terdapat hasil pengukuran temperatur 98.5 0C dan konduktansi 0.96 (S) pada sel konduktivitas ketiga. Berdasarkan Tabel 8.3.3 konduktansi seharusnya ialah 0.77 (S), maka menurut tabel 9.3.4 dalam air terdapat 17 PPB ion khlorida.
PBB ialah singkatan dari part per bellion yang konsentrasi dinyatakan dalam bagian per satu milyar (satu milyard ialah seribu juta).
Kenaikan Konduktansi (S)
|
Kosentrasi Ion Klorida (PPB)
|
Kenaikan Konduktansi (S)
|
Kosentrasi Ion Klorida (PPB)
|
0
|
0
|
0.12
|
12
|
0.01
|
1
|
0.13
|
13
|
0.02
|
2
|
0.14
|
14
|
0.03
|
3
|
0.15
|
15
|
0.04
|
4
|
0.16
|
16
|
0.05
|
5
|
0.17
|
17
|
0.06
|
6
|
0.18
|
18
|
0.07
|
7
|
0.19
|
19
|
0.08
|
8
|
0.2
|
20
|
0.09
|
9
|
0.21
|
21
|
0.1
|
10
|
0.22
|
22
|
0.11
|
11
|
0.23
|
23
|
MODEL 1181C Resemount Analictical
KALIBRASI DENGAN GRAB SAMPLE ANALISIS.
Star-up. Berikut prosedur start-up dilakukan setalahtransmitter di instalasi seperti dinginkan dalam gambar 8.3.7 . barangkali praktis untuk memasang sensor setalah kalibrasi selesai dilakukan (lihat paragraph 2.2 ). untuk lokasi control switch.
Instalasi & block diagram Conductivity
1. hubungkan ammeter yang mampu untuk indikasi 4-20 mA antara TB1-2 (+) dan TB1-3 (-), jikalau analog indicator 0-100% terpasang, bukalah dari TB1.
2. Set RANGE MULTIPLIER SWITCH dan RANGE FACTOR SWTCH sesuaikan dengan constant sensor dan ikuti row untuk full scale conductivity yang diinginkan Coloumn atas adalah RANGE FACTOR SWITCH DAN RANGE MULTILIER SWITCH setting. Set switch 1181C Transmitter switch lihat gambar 8.3.8
Contoh : Dengan sensor probe constant 1.0 dan full scale conductivity yang diinginkan 2000 uS / cm, Range Faktor Switch setting = x 2 dan Range Multiplier = x 1,000.
Switch setting/ probe constant dengan full scale conductivity
Probe Contant
|
Range multiplier Switch
|
x100
|
x1,000
|
X10,000
|
x.5
|
X1
|
x2
|
x.5
|
x1
|
x2
|
x.5
|
x1
|
x2
|
MICROMOHM (FULL SCALE)
|
0.01
0.1
0.2
0.5
1.0
2.0
5.0
10.0
20.0
|
0.5
5
10
25
50
100
250
500
1000
|
1
10
20
50
100
200
500
1000
2000
|
2
20
40
100
200
400
1000
2000
4000
|
5
50
100
250
500
1000
2500
5000
10000
|
10
100
200
500
1000
2000
5000
10000
20000
|
20
200
400
1000
2000
4000
10000
20000
40000
|
500
500
1000
2500
5000
10000
25000
50000
100000
|
100
1000
2000
5000
10000
20000
50000
100000
200000
|
200
2000
4000
10000
20000
40000
100000
200000
400000
|
3. Dengan Conductivity sensor in the air atau dicelup dalam udara (tidak menggunakan solution), dan menggunakan power ke transmitter , atur external ZERO (R23) sehingga ouput Indikasi 4 mA (0% indikasi analog) . Kalau sensor telah dipasang dan ada dalam Solution, lepaskan prove drive lead (white) TB2-4 atur external ZERO sehingga output indikasi 4 mA dan Pasang kembali probe drive lead (white) ke TB2-4.
4. Kalau temperatur proses tidak diharapkan akan berobah melebihi 5 0C sampai 10 0C , atur temperatur slope adjustment (R124) pada 2%/0C (rata-rata), Lihat step 9, kalau proses berobah lebih dari 10 0C. ikuti TWO POINT CALIBRATION prosedur.
Lokasi control dan switch diagram
5. Berikan Measuring input ke transmitter sebagai berikut :
a. Dengan sensor di pasang saat prosess dalam kondisi service, catat indikasi ammeter.
b.Mendapat grab sample (sample yang tersedia) dan biar dingin sama dengan temperatur setempat (ambient temperatur).
c. Ukur conductivity grab sample dengan menyesuaikan dengan temperatur kompensasi conductivity analyzer.
6. Atur external SPAN (R29) untuk mid-position (20-turn potentiometer)
7. Atur Internal COURSE SPAN ADJUSMENT (R125) sehingga mA output transmitter sesuai dengan nilai pengukuran grab sample.
Bila : Conductivity S adalah conductivity dari grab sample, dan conductivity FS adalah full scale sensitivity dari transmitter.
Catatan : Mengawali start-up, atau kalau sensor baru dipasang, ikuti step 6,7 dan 8 untuk menyesuaikan kalibrasi. Diperlukan kalibrasi lebih lanjud dengan sensor yang sama dengan menggunakan hanya external SPAN (R29).
8. Adjust external SPAN (R29-Menstandarisasi) untuk fine tuning dari current output. Kalau ditunjukan perobahan conductivity diantara saat awal pengukuran conductivity dicatat dan grab sample Conductivity diambil, yang sebenarnya dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Kalikan indikasi sekarang ini dengan ratio indikasi awal conductivity dengan Indikasi conductivity laboratorium .
b. Ini di gambarkan dengan Formula berikut :
Dimana : CT = Adjust SPAN untuk nilai (Conductivity yang benar)
CL = Conductivity yang ditentukan oleh analisis laboratory
C1 = Pembacaan conductivity dari grab sample bila diperoleh
C2 = Pembacaan conductivity saat mengatur SPAN
Kalibrasi menggunakan conductivity standard atau proses grab sample.
1. Lakukan step 1, 2 , 3 dan 4 sebai diterangkan pada paragraph 2.1 diatas.
2. Tempatkan sensor dalam wadah / botol pengisi conductivity standard atau proses sample.
Catatan : untuk menjaga gelembung udara terperangkap pada ujung sensor diusakan penempatan sample presisi terhadap container.
3. Lakukan step 6 dan 7 paragraph 2.2.
4. Atur external SPAN (R29-menstandarisasikan) untuk fine tuning daro curren output.
TWO POINT CALIBRATION,
Kalau temperatur proses diharapkan berobah tidak melebihi 10 0C, adjust SLOPE ADJUSMENT sebagai berikut :
Catatan : Sebelum melakuan adjusment berikut, lihat step 6, 7 dan 8 adjusment secara keseluruhan diatas.
1. Tempatkan sensor in breaker dari grab sample
Catatan : untuk menjaga gelembung udara terperangkap pada ujung sensor diusakan penempatan sample presisi terhadap container.
2. Menaikan Grab temperatur dari 50 0C ke 75 0C.
3. Mengizinkan temperatur untuk stabil, catat transmitter output.
4. Grab sample breaker sejuk untuk temperatur ruangan dengan menggunakan temperatur kamar mandi.
5. Mengizinkan temperatur untuk stabil, atur SLOPE ADJUST (R124) sehingga mA output akan sama demikian dengan tinggi temperatur (lihat step 3 diatas).
Catatan : Khusus nilai slope adalah sebagai berikut:
Acid : 1.0 -1.6 % / 0C
Bases : 1.8 – 2.2% / 0C
Salts : 2.2-3.0% / 0C
Neutral water : 2% / 0C
6. Lakukan step 5 sampai 8 paragraph 2.2 diatas sampai kalibrasi lengkap.
ELECTRONIC BENCH CHECK.
1. Tata transmitter 1181C seperti yang ditampilkan gambar 9.3.9
Catatan : Setiap Resistance box dengan transmitter harus digrounkan ke TB2-2 seperti yang ditampilkan pada gambar 9.3.9.
2. Pilih dan atur RANGE MULTIPLIER dan RANGE FACTOR switch setting dengan melakukan step 2 paragraph 2.2 diatas.
3. Atur SLOPE ADJUST (R124) ke 2% (lihat gambar 9.3.9. Atur Temperatur dan Conductivity decade resistance box sesuai dengan daftar persamaan dibawah :
Model 1181C
Temp. Module Rtemp. Rcond
5-85 0C 10K
50-150 0C 817
100-200 0C 1K
Catatan : Full Scale conductivity adalah dalam microsiemen
4.
Atur COURCE SPAN ADJUST (R125) untuk transmitter output 20.00 mA, dengan input 500
(dari contoh Rcond full scale).
5.
Kalikan Rcond. Dengan dua dan atur CONDUCTIVITY DEKADE RESISTANCE BOX kenilai ini. Transmitter 1181C output akan 12.00 mV 0.16 mA ( 0.32 @10,000 RANGE MULTIPLIER), dengan input 1000
(dari contoh Rcond 50% full scale).
Contoh : Menggunakan sensor probe constant 1.0, Transmitter model 1181C dengan temperatur 5-85 0C dan diingikan Full Scale (FS) conductivity Range 2000 , lantas
RANGE FACTOR SWITCH SETTING = X 2
RANGE MULTIPLIER SWITCH SETTING =
X 1000 (FS = 1000 x 2 = 2000
)
Rtemp. Resistance input =
10
Rcond (Full Scale) resitance input =
= 500
Rcond X2 (50% Full Scale) resistance input = 500 x 2 =
1000
Electronic bench
LCD , Testing Equipment dan Kalibrasi LCD.
LCD (Liquid Cristal Display), pembacaannya telah di set di pabrik untuk 000.0 pada 4 mA untuk 100.0 % pada 20 mA dan Testing equipment menggunakan :
A. DC power supply HP 5217A atau persamaan) P1.
B. Digital Current meter (Fluxe 8050A atau persamannya) M1
C. 2.5 K, 0.25E +5% resistor (RL)
D. Instalasi keperluan kalibrasi LCD lihat gambar 9.3.10.
Kalibrasi LCD. (contoh : Range 0 – 1000 umho) lihat tabel 9.3.6.
1. Atur tegangan P1 sehingga M1 terbaca 4 mA Lalu atur Zero port (R8) pada LCD module sampai LCD display 000.
2. atur P1 sehingga M1 terbaca 20 mA . Atur Span port (R4) dari LCD modulesampai display LCD terbaca 1000 .
3. Ulangi step 1 dan 2 sehingga kalibrasi sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai kan “Decimal Point Setting” coloum tabel 9.3.6
4. Atur P1 sehingga M1 terbaca 12 mA, LCD akan display 500 ± 0.02.
Requerements / Corresponding Parameter
Requeriment
|
Corresponding Parameter
|
Application
|
Range at )
|
Reading at
(4 mA)
|
Reading at
(12 mA)
|
Reading at
(20 mA)
|
Total Span (Counts)
|
Desimal Poin setting
|
Cond
|
0-1
|
+ 0.000
|
+0.500 ± 0.02
|
+ 1.000
|
1000
|
Turn on No 1 of S1
|
Cond
|
0-100
|
+ 00.0
|
+50.0 ± 0.02
|
+100.0
|
1000
|
Turn on No 3 of S1
|
Cond
|
0-1,000
|
+ 000
|
+500 ± 0.02
|
+1000
|
1000
|
All Off pad S1
|
Cond
|
0-10,000
|
+ 0.00
|
+5.00 ± 0.02
|
+10.00
|
1000
|
Turn on No 2 of S1
|
Kalibrasi transmitter 1181C
1. Power supply “ON” atur 24 ± 5V dan amati fungsi display Turn on No.3 dari S1.
2. Atur temperatur slope port 0% dan Temp temp resistance box 10 K. Menggunakan standar temperatur range module (50C -85 0C) 1181C.
3. Menggunakan tabel 9.3.7 atur Range Multiplier dan Range Factor switch 1181C sesuai dengan Conductivity Range yang diinginkan. Atur Conductivity Resistance decade box sesuai dengan tabel 9.3.7 untuk 10% FS adjust Zero port, LCD display 3.37 0.96V pada M1 dengan 10.0 ±digit on display.
4. Sekarang menggunakan nilai 100 Fsuntuk conductivity decade resistance resistor , atur Span port pada 1181C dan LCD display untuk 12.0 ±0.96 pada M1 dengan 100.0 ± digit pada display.
5. Atur conductivity resistor untuk 50% FS dan amati display M1 terbaca 7.2 ±096V dan LCD display terbaca 50.0 ±digit.
6. Kalau standar temperatur range (5 0C -85 0C) , kalau standar temperatur dirubah menjadi 500C -1500C atau 1000C -2000C pergunakan kalkulasi paragraph 2.4 point 3.
Equivalent Resistance
RANGE
umho fs
|
RANGE MULTIPLIER SWITCH S1
|
RANGE MULTIPLIER SWITCH S2
|
100% FS ohms
|
50% FS ohms
|
10 % FS ohms
|
50
|
+ 100
|
X .5
|
20 k
|
40 k
|
200 k
|
100
|
+ 100
|
X 1
|
10 k
|
20 k
|
100 k
|
200
|
+ 100
|
X 2
|
5 k
|
10 k
|
50 k
|
500
|
+ 1,000
|
X .5
|
2 k
|
4 k
|
20 k
|
1000
|
+ 1,000
|
X 1
|
1 k
|
2 k
|
10 k
|
2000
|
+ 1,000
|
X 2
|
500 ohm
|
1 k
|
5 k
|
5000
|
+ 10,000
|
X .5
|
200 ohm
|
400 ohm
|
2 k
|
10000
|
+ 10,000
|
X 1
|
100 ohm
|
200 ohm
|
1 k
|
20000
|
+ 10,000
|
X 2
|
50 ohm
|
100 ohm
|
500 ohm
|