Pengukuran Tinggi Permukaan (Level)
Sistem pengukuran level ada dua macam, yaitu
-->
1. Pengukuran secara langsung, yang antara lain menggunakan prinsip bola pelampung dan konduktivitas.
2. Pengukuran secara tidak langsung, yang antara lain menggunakan prinsip penggukuran tahanan absolute, diaphragma, sistem gelembung udara, tekanan differential, manometer air raksa dan lain sebagainya.
Kedua jenis pengukuran tersebut pada dasarnya menggunakan prinsip sebagai berikut :
1. Hidrostatic head
2. Gerakan pelampung
3. Perpindahan bola apung
4. Kondukltivitas listrik
Pengukuran level dengan sistem hidrostatic head
Prinsip pengukurannya adalah bahwa tekanan pada suatu titik di dalam fluida yang diketahui massa jenisnya adalah sebanding dengan tinggi kolom fluida.
Untuk memudahkan pengukuran tekanan hidrostatic, digunakan manometer tabung U atau pressure gauge.
Rumus yang digunakan :
P = ρ x h
Dimana :
P : Tekanan hidrostatic
ρ : Massa jenis benda cair
h : Tinggi permukaan cairan
Jenis gerakan pelampung
Prinsip ini sangat sederhana, yaitu jika pelampung diapungkan pada permukaan fluida maka pelampung akan naik dan turun mengikuti gerakan permukaan fluida. Selanjutnya dengan suatu mekanisme, pergerakan pelampung tersebut dapat di translasikan pada macam alat ukur atau mekanisme control level lain.
Jenis perpindahan benda apung
Pengukuran ini menggunakan prinsip dasar hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa total tekanan fluida terhadap benda yang tercelup kedalamnya adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan dan arah tekanan tersebut ke atas (vertikal). Gaya ke atas tersebut sering dikenal dengan gaya apung. Sebagai transmitter, sistem perpindahan benda apung adalah kombinasi dari perpindahan benda apung dengan sistem pneumatik, sehingga sinyal informasi level yang dikirimkan adalah bentuk tekanan udara.
Konduktivitas Listrik
Prinsip ini berdasarkan kenyataan bahwa beberapa jenis fluida merupakan konduktor listrik, sedangkan beberapa jenis yang lain termasuk udara, realtif tidak menghantarkan arus listrik. Hal ini digunalan untuk mengetahui ada atau tidaknya permukaan fluida melampaui garis level tertentu.
Pengendalian Splite Range
Jika di pengendalian selektif (selective control)
ada dua proses variabel yang dikendalikan oleh satu control valve, di pengendalian split range ada dua control valve untuk mengendalikan sebauah process variabel. Dengan pengendalian split range, control valve mampu mengendalikan flow yang kecil sampai flow yang besar. Jadi, ada dua control valve di dalam sebuah loop, untuk low-flow dan high-flow. Namun, pada diagram kotak tetap hanya ada satu final control element, karena kerja control valve bergantian (sequencing). Control valve untuk low-flow bekerja pada sinyal 3 – 9 psi (0 - 50 %) dan control valve untuk high-flow bekerja pada sinyal 9 – 15 psi (50 – 100%).
BUY NOW :